Bisnis Ecommerce di Indonesia terus berkembang dan muncul berbagai ecommerce baru.
Pemain baru seperti Facebook yang mulai melakukan uji coba fitur Shop di situsnya, dan juga Gojek yang baru-baru ini memperkenalkan Gostore.
Ecommerce yang terus mendominasi tidak banyak berubah dari tahun lalu.
Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Blibli masih menempati posisi 5 besar ecommerce di Indonesia merujuk pada jumlah kunjungan.
Berdasarkan data dari iPrice untuk kuartal kedua tahun 2021, Tokopedia memuncaki dengan 147 juta lebih pengunjung website bulanan.
Shopee mengikuti dengan ketat di belakangnya bersama pengunjung bulanan hampir 127 juta.
Bukalapak menduduki posisi ketiga dengan 29 juta kunjungan disusul oleh Lazada dan Blibli secara berurutan.
Ecommerce lain yang berhasil mendapatkan pengunjung bulanan lebih dari satu juta antara lain Bhinneka, Orami, Ralali, JD ID, Zalora, Sociolla, dan Matahari.
Dari 10 ecommerce yang berada di puncak, 8 di antaranya adalah ecommerce dengan model bisnis marketplace.
Marketplace mengumpulkan para penjual dalam satu platform yang sama untuk bertemu dengan para pembeli.
Dimana pembeli bisa dengan mudah menemukan dan membandingkan produk yang ingin mereka beli.

Terbukti dari hasil survei Jakpat menunjukkan bahwa tren belanja online melalui ecommerce lebih diminati dengan berbagai alasan, diantaranya:
- Gratis ongkir (ongkos kirim)
- Harga lebih murah
- Banyak diskon
- Proses pembayaran murah
- Cara membayar beragam
- Aplikasi mudah digunakan
- Produk beraneka ragam
- Kemudahn mencari produk
Sedangkan untuk ecommerce bentuk inventory yang berhasil unggul antara lain Orami di posisi ketujuh dan Zalora di posisi ke-10.
Ecommerce dengan market model inventory memiliki dan mengelola produksinya sendiri. Mereka bergerak sebagai produsen yang menjual langsung produk kepada pelanggangnya.
Berikut ini adalah tabel lengkap 20 top ecommerce di Indonesia berdasarkan pengunjung Web bulanan.
Ecommerce | Pengunjung Bulanan |
---|---|
Tokopedia | 147.790.000 |
Shopee | 126.996.700 |
Bukalapak | 29.460.000 |
Lazada | 27.670.000 |
Blibli | 18.440.000 |
Bhineka | 6.996.700 |
Orami | 6.260.000 |
Ralali | 5.123.300 |
JD ID | 3.763.300 |
Zalora | 3.366.700 |
Sociola | 2.486.700 |
Matahari | 1.175.800 |
Jakarta Notebook | 928.600 |
Jakmall | 835.800 |
Fabelio | 650.700 |
Mapemall | 589.600 |
Elevania | 461.200 |
Otten Coffee | 410.100 |
Jam Tangan | 408.000 |
iStyle | 391.100 |
Data ini diambil dari Peta Ecommerce Indonesia iPrice untuk kuartal kedua 2021.
Pemain lain yang akan masuk ke pasar ecommerce adalah Google dan Tiktok yang turut mengembangkan fitur jualan online.

Gostore milik Gojek merupakan model bisnis social commerce yang diluncurkan setelah mengakuisisi Moka pada April tahun lalu.
Social commerce adalah platfrom yang memfasilitasi jual beli produk melalui media sosial.
Uji coba fitur Shop Facebook juga sepertinya akan menyasar target yang sama, apa lagi Facebook sedang mencoba penggunaan dompet digital di Instagram dan Whatsapp.
Menurut peneliti INDEF, tren belanja online akan mengarah pada social commerce, meski masih ada kelemahan tidak ada rekening bersama seperti di e-commerce.
Dari laporan Wearesocial, media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia adalah:
- Youtube
Dengan 170 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia, tentunya menjadi pangsa pasar yang besar untuk social commerce.
Meski data menunjukkan pasar Indonesia sangat menjanjikan, beberapa ecomerce harus menutup operasinya.
Diantaranya Sorabel yang merupakan ecommerce fesyen, Blanja milik Telkom grup yang bekerjasama dengan ebay, Qlapa yang fokus pada produk kerajinan tangan.
Besarnya modal menjadi kendala utama yang membuat banyak ecommerce kalah saing.
Mengutip dari Katadata, tren “bakar uang” oleh ecomerce dengan modal besar untuk memberika promosi kepada pelanggan masih akan terus berjalan.
Merger dan akuisisi akan menjadi jalan untuk meningkatkan efisiensi, sehingga ecommerce dapat memperkuat platfrom dari sisi suplai produk, tampilan, hingga logistik.
